Wednesday, 27 May 2015

CARA DAN TEKNIK OKULASI TANAMAN KARET


Untuk mendapatkan bibit karet yang baik, kita perlu melakukan proses okulasi dengan mata entres dari klon-klon karet unggul rekomendasi, sekalipun batang bawah sudah berasal dari biji karet klon rekomendasi. Hal ini karena perbanyakan karet dari cara generative (biji) terjadi banyak penyimpangan karena proses penyerbukan yang tidak terkontrol sehingga mengakibatkan ketidak seragaman pertumbuhan maupun produktivitasnya. Berikut langkah-langkah cara okulasi secara singkat yang banyak dilakukan oleh penakar bibit karet dikecamatan Rimbo Ulu kabupaten Tebo, Jambi.

1.    Persiapan Alat dan Bahan
Alat-alat yang perlu disiapkan adalah pisau okulasi, plastic okulasi, kain lap, batang bawah serta batang entres. Khusus untuk bahan batang bawah gulma-gulma yang ada disekitar batang bawah dibersihkan secara manual atau dapat juga menggunakan herbisida system kontak seminggu sebelum proses okulasi.  

2.    Pembukaan Jendela Okulasi pada Batang Bawah
-       Sebelum dilakukan pembuatan jendela okulasi, batang bawah dibersihkan dari kotoran atau tanah dengan menggunakan kain lap.
-       Selanjutnya kulit batang bawah dibuat tiga sayatan secara vertical mulai ketinggian 7-10 cm dari permukaan tanah dan satu sayatan secara horizontal pada ujung atas sayatan vertikal, lebar sayatan vertical maksimal 1/3 lingkar batang.
-       Pembukaan jendela okulasi dimulai dari atas kebawah, dilakukan secara hati-hati agar tidak putus dan kemasukan benda lain.
-       Bagian kulit yang dikelupas (menyerupai lidah) dipotong disisakan ± 1 cm, yang berfungsi sebagai penahan perisai mata okulasi.
-       Untuk lebih jelas proses pembukaan jendela okulasi dapat dilihat  pada gambar berikut:



Gambar 3. Proses pembuatan jendela okulasi

3.    Pembuatan Perisai Mata Okulasi untuk Batang Atas
-       Pembuatan perisai okulasi dimulai dengan membuat dua torehan vertical disamping kiri dan kanan ketiak daun, dengan panjang torehan > 5 cm dan jarak antar torehan lebih kecil dari jendela okulasi yang dibuat . satu torehan horizontal 2,5 cm dibawah ketiak daun.(lebar periasai mata okulasi lebih kecil dari leabar jendela okulasi)
-       Kemudian menyayat batang enters dibawah ketiak daun tersebut hingga terbawa sedikit kayu, sayatan dimulai dari bawah torehan horizontal dengan panjang sayatan sekitar 4,5 cm.
-       Selanjutnya pengambilan perisai mata okulasi dilakukan dengan mengiris/menyayat kulit 2,5 cm diatas ketiak daun, dan sambil dipegang dengan ibu jari perisai okulais diangkat (dikelupas) dengan hati-hati. Periasi  okulasi siap ditempelkan pada jendela okulasi.
-       Sebelum dilakukan penempelan perikasa dulu perisai okulasi apakah terdapat calon tunas atau tidak, jika tidak ada maka perisai dibuang dan diganti. Dengan cara ini luka bekas sayatan (tepi perisai) tidak tersentuh oleh tangan sehingga lebih terjaga kebersihaannya.
-       Untuk lebih jelas proses pengambilan perisai mata okulasi dapat dilihat pada gambar berikut:
                           
               Gambar 4. Proses pembuatan perisai mata okulasi

4.    Penempelan Perisai Mata Okulasi dan Pembalutan
-       Perisai mata okulasi selanjutnya ditempelkan pada jendela yang sudah disiapkan dengan cara diselipkan pada kulit batang yang disisakan.
-       Sambil dipegang dengan ibu jari, agar tidak goyang selanjutnya dibalut dengan plastik okulasi yang sudah disiapkan.
-       Pembaluatan dimulai sekitar 2 cm dari bibir  bawah keatas melingkar searah jarum jam sampai sekitar 2 cm dari bibir atas.
-       Proses penempelan perisai okulasi dapat dilihat sebagai berikut:
                  
Gambar 5. Proses penempelan perisai mata okulasi dan pembalutan

3.    Pemeriksaan Hasil Okulasi
Pemeriksaan dilakukan 3-4 minggu setelah okulasi, okulasi dinyatakan berhasil jika mata okulasi tetap berwarna hijau, dan dinyatakan gagal jika mata okulasi kering atau busuk yang ditandai dengan warna hitam. Selanjutnya dihitung persentase keberhasilan okulasi.
                                              
                                    Berhasil                                 Gagal

Gambar 6. Tanda Okulasi yang  berhasil dan okulasi yang

gagal.


Penulis : Kasirun, S.TP
PPL Desa Wanareja Kec. Rimbo Ulu 

Artikel Terkait

Back To Top