Untuk mendapatkan bibit
karet yang baik, kita perlu melakukan proses okulasi dengan mata entres dari
klon-klon karet unggul rekomendasi, sekalipun batang bawah sudah berasal dari
biji karet klon rekomendasi. Hal ini karena perbanyakan karet dari cara
generative (biji) terjadi banyak penyimpangan karena proses penyerbukan yang
tidak terkontrol sehingga mengakibatkan ketidak seragaman pertumbuhan maupun
produktivitasnya. Berikut langkah-langkah cara okulasi secara singkat yang
banyak dilakukan oleh penakar bibit karet dikecamatan Rimbo Ulu kabupaten Tebo,
Jambi.
1. Persiapan
Alat dan Bahan
Alat-alat yang perlu
disiapkan adalah pisau okulasi, plastic okulasi, kain lap, batang bawah serta
batang entres. Khusus untuk bahan batang bawah gulma-gulma yang ada disekitar
batang bawah dibersihkan secara manual atau dapat juga menggunakan herbisida
system kontak seminggu sebelum proses okulasi.
2. Pembukaan
Jendela Okulasi pada Batang Bawah
- Sebelum
dilakukan pembuatan jendela okulasi, batang bawah dibersihkan dari kotoran atau
tanah dengan menggunakan kain lap.
- Selanjutnya
kulit batang bawah dibuat tiga sayatan secara vertical mulai ketinggian 7-10 cm
dari permukaan tanah dan satu sayatan secara horizontal pada ujung atas sayatan
vertikal, lebar sayatan vertical maksimal 1/3 lingkar batang.
- Pembukaan
jendela okulasi dimulai dari atas kebawah, dilakukan secara hati-hati agar
tidak putus dan kemasukan benda lain.
- Bagian
kulit yang dikelupas (menyerupai lidah) dipotong disisakan ± 1 cm, yang
berfungsi sebagai penahan perisai mata okulasi.
- Untuk
lebih jelas proses pembukaan jendela okulasi dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3. Proses pembuatan jendela okulasi
3. Pembuatan
Perisai Mata Okulasi untuk Batang Atas
- Pembuatan
perisai okulasi dimulai dengan membuat dua torehan vertical disamping kiri dan
kanan ketiak daun, dengan panjang torehan > 5 cm dan jarak antar torehan lebih
kecil dari jendela okulasi yang dibuat . satu torehan horizontal 2,5 cm dibawah
ketiak daun.(lebar periasai mata okulasi lebih kecil dari leabar jendela
okulasi)
- Kemudian
menyayat batang enters dibawah ketiak daun tersebut hingga terbawa sedikit
kayu, sayatan dimulai dari bawah torehan horizontal dengan panjang sayatan
sekitar 4,5 cm.
- Selanjutnya
pengambilan perisai mata okulasi dilakukan dengan mengiris/menyayat kulit 2,5
cm diatas ketiak daun, dan sambil dipegang dengan ibu jari perisai okulais
diangkat (dikelupas) dengan hati-hati. Periasi
okulasi siap ditempelkan pada jendela okulasi.
- Sebelum
dilakukan penempelan perikasa dulu perisai okulasi apakah terdapat calon tunas
atau tidak, jika tidak ada maka perisai dibuang dan diganti. Dengan cara ini
luka bekas sayatan (tepi perisai) tidak tersentuh oleh tangan sehingga lebih
terjaga kebersihaannya.
- Untuk
lebih jelas proses pengambilan perisai mata okulasi dapat dilihat pada gambar
berikut:







Gambar 4. Proses pembuatan perisai mata okulasi
4. Penempelan
Perisai Mata Okulasi dan Pembalutan
- Perisai
mata okulasi selanjutnya ditempelkan pada jendela yang sudah disiapkan dengan
cara diselipkan pada kulit batang yang disisakan.
- Sambil
dipegang dengan ibu jari, agar tidak goyang selanjutnya dibalut dengan plastik
okulasi yang sudah disiapkan.
- Pembaluatan
dimulai sekitar 2 cm dari bibir bawah
keatas melingkar searah jarum jam sampai sekitar 2 cm dari bibir atas.
-
Proses penempelan perisai okulasi dapat
dilihat sebagai berikut:






Gambar 5. Proses penempelan perisai mata
okulasi dan pembalutan
3. Pemeriksaan
Hasil Okulasi
Pemeriksaan dilakukan 3-4 minggu setelah okulasi, okulasi
dinyatakan berhasil jika mata okulasi tetap berwarna hijau, dan dinyatakan
gagal jika mata okulasi kering atau busuk yang ditandai dengan warna hitam.
Selanjutnya dihitung persentase keberhasilan okulasi.


Berhasil
Gagal
Gambar 6. Tanda
Okulasi yang berhasil dan okulasi yang
gagal.
Penulis : Kasirun, S.TP
PPL Desa Wanareja Kec. Rimbo Ulu
Penulis : Kasirun, S.TP
PPL Desa Wanareja Kec. Rimbo Ulu